Moderasi Islam: Narasi dan Mitos (Bagian 2/habis)

Dalam Islam kita bisa menjumpai beberapa makhluk mistis. Sebagian disebut Al-Qur’an dan sebagian terdapat dalam hadis-hadis – Anqa’, Buraq, Dabbah, Dajjal, Imam Mahdi, dan Ya’juj dan Ma’juj, yang secara historis sulit untuk membuktikannya namun kaum Muslim mempercayainya.

`Anqa’ sering diidentikkan dengan burung Phoenix dari zaman Mesir Kuno. `Anqa’ dilukiskan sebagai seekor burung raksasa yang penuh misteri. Nama burung `Anqa tersebut dalam karya Zakariya al-Qazwini ?Aja’ib al-Makhluqat wa Ghara’ib al-Mawjudat. Al-Kisai mengisahkan bahwa burung ini pernah hidup pada zaman Nabi Hanzhalah yang menyampaikan risalah kenabian pada Ashab al-Rass. Nabi Hanzhalah pada akhirnya dapat membinasakan burung ini dengan meminta doa kepada Allah Swt. untuk mematikan dan memutuskan keturunannya. Di Persia, burung ini diidentikkan dengan Simurgh.

Kisah kuno ini menjelaskan bahwa burung `Anqa’ pernah dipercaya sebagai makhluk mulia yang diciptakan oleh Tuhan. Buraq merupakan derivasi dari kata “barq” yang artinya cahaya atau kilat.

Makhluk yang kisahnya sangat populer di kalangan umat Islam ini menjadi kendaraan bagi Muhammad dalam perjalan Isra’ dan Mi’raj menuju perjumpaan dengan Allah Swt. Bentuknya menyerupai kuda bersayap di kiri dan kanan tubuhnya. Dari barq menjadi buraq (isim tafdhil) tersebut jelas mengandung pengertian yang berbeda. Jika barq itu adalah ‘kilat’ maka buraq dapat diasumsikan sebagai sesuatu kendaraan yang kecepatannya di atas kecepatan kilat atau cahaya.

Gambaran tentang buraq dalam beberapa hadis adalah seekor hewan yang tinggi tubuhnya melampaui keledai namun lebih pendek dari bagal, warna bulunya putih dan panjang tubuhnya. Setiap kali naik maka kedua kakinya yang belakang sejajar dengan kedua kaki depannya, dan setiap kali turun kedua kaki depannya sejajar dengan kedua kaki belakangnya.

Dabbah sering digambarkan sebagai binatang mistis yang muncul dari dalam perut bumi. Dalam beberapa hadis dijelaskan mengenai tanda-tanda datangnya hari kiamat. Hadis Riwayat Muslim menyebutkan dua tanda akan datangnya kiamat, yaitu matahari terbit di sebelah barat, dan munculnya Dabbah kepada manusia pada waktu Dhuha.

Penggambaran tentang binatang mistis ini menyebutkan bahwa ia diprediksi akan akan muncul di kota Makkah dekat Gunung Shafa, setelah peristiwa matahari terbit dari Barat. Binatang ini akan berbicara kepada manusia dengan bahasa manusia yang fasih dan jelas.

Ibnu Juraij mengatakan Ibnu Zubair menjabarkan binatang ini dengan rinci. “Kepalanya seperti kepala kerbau, matanya seperti mata babi, telinganya seperti telinga gajah, tanduknya seperti tanduk rusa jantan, lehernya seperti leher burung unta, dadanya seperti dada singa, warna kulitnya seperti warna kulit harimau, panggulnya seperti panggul kucing, ekornya seperti ekor biri-biri jantan dan kakinya seperti kaki unta. Di antara sepasang persendiannya sejarak 12 ukuran garis lurus”.

Tanthawi Jauhari dalam al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an menjelaskan beberapa pengertian ayat-ayat terkait dengan dabbah antara lain:

1) Dabbah akan keluar dan menjadi salah satu tanda kiamat. Dabbah dalam QS. Al-Naml berbeda dari binatang pada umumnya.
2) Dabbah merupakan nomenklatur bagi makhluk hidup umumnya yang mencakup manusia, hewan dan tumbuhan, seperti dalam QS. Al-Baqarah 2: 164.
3) Dabbah berarti orang kafir seperti dalam QS. Fatir: 45 dan al-Nahl: 61.
4) Dabbah dalam arti jenis hewan seperti QS. Al-Nur: 45.
5) Dabbah bermakna orang Yahudi yang suka ingkar janji dalam QS. Al-Anfal: 55.
6) Dabbah adalah binatang melata baik yang berakal maupun tidak berakal, yakni golongan manusia, Malaikat, tumbuhan, dan hewan, seperti QS. Al-Anfal: 22.
7) Dabbah merujuk pada orang Mukmin seperti QS. Al-Hajj: 18 dan Fatir: 28.
8) Dabbah adalah makhluk angkasa luar seperti QS. Al-Syura: 29.

Ya’juj dan Ma’juj adalah sebutan kepada suatu bangsa yang muncul di akhir zaman, yang memiliki kekuatan sebagai perusak dan penghancur kehidupan di muka bumi. Masih banyak perdebatan mengenai siapa mereka ini sesungguhnya. Sebagian menyebut mereka berasal dari bangsa Tartar, Mongol, Cina, dan sebagainya. Sebagian lain memandang Ya’juj dan Ma’juj adalah nenek moyang bangsa Turki.

Masih banyak selimut tak terungkap mengenai mereka sampai sekarang. Identitas mereka sesungguhnya hanya Allah SWT yang tahu. Ibnu Katsir menjelaskan bahwa mereka merupakan keturunan Adam AS. Mereka berasal dari keturunan Yafits bin Nuh AS. Dalam Al-Qur’an dikisahkan, Ya’juj dan Ma’juj diisolasi oleh tembok atau benteng logam yang dibangun Zulkarnain.

Kisah Ya’juj dan Ma’juj ini tertera dalam ajaran Yahudi, Kitab Kejadian dan Al-Qur’an. Gambaran tentang Ya’juj dan Ma’juj meskipun dijelaskan dalam tradisi tiga agama Ibrahim, namun penggambarannya terasa ambigu. Ya’juj dan Ma’juj muncul dalam banyak mitos dan cerita rakyat di banyak negara.

Ya’juj dan Ma’juj adalah dua bangsa yang sangat besar jumlahnya. Mereka masih keturunan Adam, sebagaimana di jelaskan dalam beberapa hadis. Al-Qur’an mengisahkan tentang Ya’juj dan Ma’juj ada dalam dua surat, yaitu al-Kahfi 183-106 dan surah al-Anbiya 21: 95-98.

Imam Mahdi atau Muhammad al-Mahdi, artinya adalah orang mendapatkan petunjuk atau bimbingan. Namanya menjadi populer di kalangan umat Islam karena disebut-sebut dalam beberaa hadis mengenai tanda-tanda kiamat sudah dekat. Hadis-hadis yang membicarakan tentang kemunculan Imam Mahdi merupakan hadis shahih dan mutawatir sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Ibn Mas’ud, Ahmad, al-Tirmidzi, dan Abu Daud dan lainnya. Imam al-Syaukani bahkan menyebutkan ada sekitar 50 hadis tentang Imam Mahdi.

Imam Mahdi dipilih oleh Allah dengan tujuan untuk melawan dan melenyapkan kelaliman dan menegakkan keadilan menjelang hari kiamat tiba. Dalam hadis al-Tirmidzi disebutkan bahwa Imam Mahdi akan turun di bumi selama 7 tahunan. Ia akan membawa orang-orang beriman untuk mengapuskan kezaliman.

Kemenangan akan diraih oleh Imam Mahdi dan pengikutnya sehingga Dajjal sang raja aniaya murka dan muncul dari tempat persembunyiannya dan berupaya membunuh Imam Mahdi serta pengikutnya.

Masih dalam eskatologi Islam, makhluk mitis bernama Dajjal juga akan muncul sebagai salah satu pertanda kiamat akan datang. Rasulullah Muhammad Saw. bersabda:

“Tidak akan bangkit kiamat sebelum datang sekitar 30 orang pembohong yakni dajjal-dajjal, semua mengaku sebagai Rasul Allah”        (HR Attirmidzi dan Annasai melalui Abu Hurairah).

Dajjal merupakan representasi tokoh yang menukarkan kebenaran dengan kesesatan, menukar surga dengan neraka, air dengan api, seperti hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim.

Perbedaan gambaran mitos dan agama hanya terletak pada pelaku yang membuat konstruksi atas gambaran-gambaran ideal itu. Pelaku pada konstruksi mitos adalah manusia itu sendiri, sedangkan pelaku konstruksi agama adalah kekuatan kompromistik antara Tuhan sebagai representasi wahyunya dan manusia sebagai representasi hasil penafsirannya.

Artikel ini ditulis oleh Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag., Rektor UIN Salatiga di solopos.com