Aniis Nabiil Shopi Mubaarok
Pendahuluan
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keragaman budaya dan agamanya. Ada enam agama resmi yang diakui di Indonesia yaitu Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu. Agama Islam lebih mendominasi dari agama-agama lainnya, sehingga Islam dikatakan sebagai mayoritas. Sebagai mayoritas, para penganut agama Islam sudah seharusnya memiliki sikap toleransi yang tinggi terhadap agama lainnya. Tetapi toleransi juga berlaku bagi setiap pemeluk agama di Indonesia. Sebab toleransi tidak ditujukan hanya untuk salah satu penganut saja, tidak terikat waktu dan tempat. Sehingga nantinya akan tercipta suasana yang rukun, tentram, aman dan nyaman dalam kehidupan. Baik dalam kehidupan sehari-hari, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara. Sikap toleransi ini harus ditanamkan pada diri setiap penganut agama.
Berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) toleransi merupakan sikap atau sifat toleran. Toleran adalah bersikap atau bersifat menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. Toleransi beragama merupakan sikap saling menghormati dan menghargai antara penganut agama lain. Seperti yang disebutkan dalam kakawin Sutasoma karangan Mpu Tantular yang berbunyi “Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa” yang bermakna berbeda-beda tetapi tetap satu, tidak ada kebenaran yang kedua. Toleransi beragama merupakan sikap saling menghormati, menghargai setiap keyakinan orang, tidak memaksakan kehendak, serta tidak mencela ataupun menghina agama lain dengan alasan apapun. (Tim Mimbar Hindu, Kemenag RI 2023).
Seringkali kita menemukan permasalahan mengenai intoleransi keberagaman. Intoleransi sendiri memiliki makna sikap tidak bisa menerima perbedaan. Seseorang yang memiliki sikap ini akan kesulitan untuk menghormati dan menghargai keyakiyan, pendapat atau kebiasaan orang lain yang berbeda dengan dirinya. Sikap seperti ini bisa menyebabkan timbulnya konflik sosial yang nantinya bisa berakibat pada berkurangnya rasa persatuan nasional. Contoh kecilnya dalam kehidupan sehari-hari yaitu ketika kita menentang dan menjauhi seorang teman yang memiliki pandangan berbeda terhadap apa yang kita sukai. Padahal selera orang berbeda-beda, dan setiap orang mempunyai hak untuk memilih apa yang ia sukai. Sikap tersebut merupakan sikap intoleransi dalam kehidupan sehari-hari, karena tidak bisa menghargai dan menghormati perbedaan yang orang lain miliki.
