Fadlan Naufal Rahmat
Beberapa tahun setelah lahir dari keluarga islam sekaligus satu-satunya adik dari seorang kakak kandung, saya banyak menerima ajaran-ajaran islam. Akan tetapi, ada beberapa hal yang menurut saya sendiri masih membingungkan, apalagi setelah duduk di bangku SMP dan SMA, mulai dari obrolan-obrolan kecil bersama teman sebaya, sampai dengan menyaksikan orang yang menganggap dan menjalankan islam secara ekstrim, dan melihat orang-orang yang menjalankan islam dengan begitu santainya. Dalam bahasa gaul disebut, “Islam KTP.”
Ada beberapa dari mereka yang telah disebutkan sebelumnya (baca: obrolan dengan teman sebaya) yang berkata seolah semua adalah keniscayaan. Saya juga menyaksikan bom-bom ke gereja oleh kalangan orang-orang yang menganggap hal tersebut sebagai perlakuan suci. Setelahnya, saya mendapati bahwasanya hal tersebut tidak dibenarkan oleh Rasulullah SAW yang bersabda: “Janganlah kalian membunuh anak-anak dan orang-orang yang berada di gereja.” HR. Ahmad bin Hanbal No. 2728 Juz 4 H. 461.
Saat menduduki bangku kuliah, tepat saat semester 2 di Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga, saya mendapatkan pemahaman baru tentang Islam. Persis saat mata kuliah Wasathiyah Islam yang diampuh oleh pak Maimun, dosen sekaligus Wakil Rektor (Warek) 3. Ia bicara banyak tentang Wasathiyah Islam.
