Bhinneka Kemanusiaan

Ariij Ikbar

Sabang sampai merauke melukiskan keberagaman beserta perangkatnya. Menawarkan variasi etnis, budaya, agama, dan bahasa. Itulah wujud anugerah Tuhan akan indahnya sebuah perbedaan. Bagaimana kita sebagai manusia beriman dan berakal dapat mengemas secara apik perbedaan tersebut. Sebenarnya heterogenitas sama sekali bukan suatu hal yang memicu konflik, namun dangkalnya pengetahuan penduduk bumi ini dalam merespon perbedaan itu yang menjadikan adanya pertikaian. Coba perhatikan betapa keberagaman ialah celah untuk kita dapat mengambil ibrah akan rahmat Tuhan kepada makhlukNya. Bahkan Tuhan menganjurkan kita untuk merayakan adanya perbedaan dalam firmanNya.

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.” (QS. Al-Hujurat (49): 13)

Perayaan keberagamaan di sini diwujudkan dalam bentuk kedamaian. Terjemah ayat di atas sama sekali tidak mengandung perintah untuk memerangi perbedaan antar sesama makhluk. Dan kemuliaan di sisiNya bukan semata-mata dilihat dari segi kerupawanan wajah ataupun luhurnya jabatan seseorang. Tetapi dikoreksi lewat sejauh mana manusia bertekad untuk takwa kepada penciptanya. Berbicara takwa, tentu setiap agama mengajarkan hal itu, hanya saja istilah dari masing-masing kepercayaan tidak sama. Berbeda tidak selalu berlainan dalam makna. Republik tercinta kita ini meresmikan adanya pengakuan atas enam agama, yaitu islam, kristen, katholik, hindu, buddha, dan konghucu. Tak heran jika Indonesia masuk pada peringkat pertama pada kategori Faith in God dunia. Kepercayaan akan adanya Tuhan mencapai 93%. Keenam agama tersebut pastilah memiliki syariat yang beraneka macam, namun tujuan mereka tetaplah sama. Tujuan akhir mereka ialah membawa manusia kepada kebaikan, kedamaian, dan kebahagiaan, serta untuk memperkokoh hubungan antara manusia dengan Tuhan mereka.