Prestasi Indonesia pada Faith in God akan semakin berwarna ketika negara ini juga masuk pada nominasi negara tertoleran di dunia. Walaupun predikat sang juara tertoleran dunia belum diraih, sorotan dunia tentang Indonesia sudah sangat menakjubkan. Penulis temui di berbagai media mengenai komentar-komentar warga negara asing tentang Indonesia ini. Mulai dari memuji kekompakan, keramahan, antusuias, kekeluargaan, toleransi, kerendahan hati, dan juga empati warga negara Indonesia. Dari sekian hal yang disebutkan, sudut pandang penulis mengatakan bahwa yang paling berpengaruh dalam ranah kemanusiaan adalah toleransi.
Essensi Toleransi
Generasi Z dengan tantangan modernitasnya sebenarnya banyak mendapat keuntungan positif ketika dapat menempatkan pengaruh modernitas dengan baik. Salah satu dampak dari modernitas ialah adanya kemajuan berpikir. Ketika seseorang sadar akan kemajuan itu, maka proses pemikiran yang maju sering kali mempromosikan pemahaman, empati, dan penghargaan terhadap perbedaan. Manusia dikaruniai akal dan pikiran agar dapat memilih apa yang dikehendaki oleh dirinya. Maka dari itu, adanya perbedaan itu adalah keniscayaan. Hormati manusia lain akan pilihan mereka termasuk pada urusan agama. Islam sepanjang zaman berarti sebuah kepercayaan yang terbuka dalama berfikir dan bersedia meperbaharui pandangan mengenai rincian agama. Maksudnya, ketika seseorang telah menerapkan konsep toleransi di hidupnya, dia akan dengan lapang dada mau mengoreksi pendapatnya. Tak jarang sebagian orang itu saklek, memahami sesuatu tanpa menerima interpretasi dari sudut pandang yang berbeda. Sehingga timbulnya konflik antar sesama umat beragama sesungguhnya mereka buat-buat sendiri. Hakikat toleransi ialah kemampuan menghargai perbedaan dari segi apapun.
Indonesia Berperan
Terlepas dari sebuah keberhasilan meraih rating teratas negara tertoleran di dunia. Nyatanya, negara kami ini pada setiap tahunnya telah mengadakan konferensi sebagai ajang bertukar pikiran para manusia guna memperkokoh nilai-nilai kemanusiaan. Konferensi ini dinamakan AICIS (Annual International Conference on Islamic Studies), pertama kali diselenggarakan oleh kementrian agama RI pada tahun 2000. Di setiap penampilannya tentu AICIS mengusung tema yang bervariasi. Pada 2024 ini menyajikan topik “Redefining The Roles of Religion in Addressing Human Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Rights Issues.” Kegiatan ini bertujuan untuk mendefinisikan kembali peran agama dalam mengatasi krisis kemanusiaan. Selain itu, forum diskusi ini dapat menjadi tempat tumbuhnya konsep perdamaian global. Kegiatan tersebut dihadiri seribu lebih peserta dari berbagai penjuru dunia. Diharapkan partisipasi negara lain dapat membawa perspektif yang segar dalam lingkup kesejahteraan sosial, moderasi beragama, dan juga penyelesaian krisis kemanusiaan.
