Melawan Ekstremisme: Tantangan dan Solusi untuk Keberagaman Agama dalam Masyarakat Global

Pemerintah juga telah mengambil langkah-langkah penting untuk mengatasi intoleransi agama dan meningkatkan penghargaan terhadap keberagaman agama. Konsep moderasi beragama, yang diperkenalkan melalui Kementerian Agama, menekankan pentingnya menghindari perilaku ekstrem dan kekerasan dalam praktik keagamaan. Prinsip ini juga menegaskan bahwa tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan, dan bahwa keberagaman agama adalah anugerah Tuhan yang harus dihargai.

Dalam konteks keyakinan agama, Allah SWT juga dengan jelas menyatakan bahwa jika Dia menginginkannya, Dia dapat membuat semua manusia memiliki keyakinan yang sama dengan satu standar. Namun, itu bukanlah kehendak-Nya. Allah ingin menguji siapa yang bersedia memaksa kehendaknya kepada sesama. Hal ini sesuai dengan dalil dalam Al-Quran Surat Yunus ayat 99 yang mana artinya: “Seandainya Tuhanmu menghendaki, tentulah semua orang di bumi seluruhnya beriman. Apakah engkau (Nabi Muhammad) akan memaksa manusia hingga mereka menjadi orang-orang mukmin?”

Tentu, dari Surah Yunus ayat 99 ini menyampaikan pesan tentang pentingnya moderasi beragama. Ayat ini mengajarkan bahwa Allah SWT tidak menghendaki untuk memaksa seseorang dalam keyakinannya. Seandainya Dia menghendaki, Dia bisa membuat semua manusia memiliki keyakinan yang sama. Namun, Allah memilih untuk memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih dan menjalankan keyakinan agama mereka.

Dengan memberikan kebebasan ini, Allah ingin menguji siapa yang bersedia memaksakan kehendaknya kepada sesama. Pesan ini menekankan bahwa dalam menjalankan agama, penting untuk memahami bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih dan mengamalkan keyakinannya sesuai dengan keyakinan dan keyakinannya sendiri. Ini menegaskan prinsip moderasi, kesederhanaan, dan penghargaan terhadap kebebasan beragama, serta menolak sikap memaksa atau menindas orang lain dalam urusan keagamaan.