Kesimpulan
Dari situasi global hingga lokal, tantangan ekstremisme dalam konteks agama telah menjadi perhatian serius bagi masyarakat di seluruh dunia. Fenomena ini tidak hanya merusak esensi ajaran agama secara internal, tetapi juga menciptakan persepsi negatif terhadap kepercayaan agama dan bahkan menjadi ancaman serius terhadap nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat. Terlebih lagi, ekstremisme tidak hanya terjadi dalam konteks agama, tetapi juga dalam politik dan ideologi.
Di Indonesia, intoleransi agama masih menjadi masalah yang berkelanjutan, tercermin dalam berbagai pelanggaran kebebasan beragama di berbagai wilayah. Kasus-kasus tersebut termasuk intimidasi, diskriminasi, kekerasan, ujaran kebencian, pembatasan ibadah, dan penutupan tempat ibadah. Bahkan, ujaran kebencian terhadap pemeluk agama tertentu sering dilakukan baik secara verbal maupun non-verbal, yang dapat memperdalam perpecahan antar umat beragama.
Ekstremisme membawa bahaya serius bagi keutuhan negara dan masyarakat, termasuk kekerasan, polarisasi sosial, penyalahgunaan agama, ancaman terhadap demokrasi, dan dampak psikologis. Untuk mengatasi ekstremisme, diperlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan pendidikan, dialog antaragama, dan kebijakan publik yang mendukung toleransi dan kerukunan.
Al-Qur’an Surat Yunus ayat 99 dapat menjadi pegangan yang penting dalam memahami prinsip-prinsip moderasi beragama dalam Islam. Ayat ini menegaskan bahwa Allah tidak menghendaki untuk memaksa keyakinan yang sama pada semua manusia, melainkan memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih keyakinan agama mereka sendiri. Dengan memberikan kebebasan ini, Allah menguji siapa yang bersedia memaksakan kehendaknya kepada sesama. Konsep-konsep seperti tawassuth, i’tidal, tasamuh, syura, islah, qudwah, dan muwathanah menjadi cerminan dari prinsip-prinsip moderasi dan toleransi dalam menjalankan keyakinan agama. Dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai moderasi beragama, kita dapat membentuk masyarakat yang lebih damai, harmonis, dan inklusif. Upaya bersama dari pemerintah, masyarakat sipil, dan individu-individu dalam menjalankan prinsip-prinsip moderasi beragama sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kerukunan dan toleransi dalam keberagaman agama.