Sikap Moderat, Barometer Ilmu dan Kebijaksanaan Seseorang

Muhammad Yasir Arafat

Dewasa ini ramai dari kalangan cendekia musiım yang menawarkan gagasan baru dalam beragama yang Selanjutnya kita kenal dengan istilah Moderasi beragama. Gagasan ini muncul, Seiring dengan maraknya cara beragama yang radikal dan liberal, dua sikap tersebut merupakan benalu yang akan merusak citra baik agama.

Tak dapat di pungkiri bahwa agama Seringkali dijadikan sebagai alat legimitasi untuk Melakukan serangkaian aksi keji yang keluar dari jalur kemanusiaan, sebut saja Sebagai Contohnya aksi bom bunuh diri yang telah beberapa kali terjadi di negara kita tercinta. Sangat disayangkan aksi tersebut di balut dengan kata Jihad, Padahal Jihad adalah pernitah suci dari tuhan. Namun karena ulah mereka istilah Jihad di mata awam adalah hal yang tabu.

Dalam beberapa kasus bukan hanya Jihad saja yang mendapatkan stigma negatif dari dunia, bahkan Islam pun juga mendapatkan penilaian buruk. terbukti dengan masih maraknya Kelompok yang menamakan dirinya sebagai Islamphobia di beberapa negara barat.tentunya hal ini merusak stabilitas dan harmoni masing-masing pemeluk agama.

 Output atau hasil yang diharapkan lahir dari moderasi beragama ini adalah terciptanya kehidupan yang harmonis dan jauh dari berbagai hal buruk seperti Disintegrasi, Rasisme, baik di level global  maupun dalam negara sendiri. Selain itu, perlu ditekankan bahwa moderasi ini bukanlah gagasan untuk melemahkan agama, karena bagi orang yang awam akan ilmu, moderasi sering dianggap dengan  setengah-setengah dalam beragama.

Sikap tengah-tengah dalam moderasi bukanlah sikap yang mengarah kepada ketidakkonsistenan, setengah-setengah, apalagi munafik. Sikap tengah yang di maksud adalah menjalankan ajaran agama secara proporsional, karena pola beragama yang berlebihan akan menjurus kepada sikap ekstrim yang ujung-ujungnya akan melahirkan pola beragama yang Radikal.

Apakah Moderasi Beragama adalah gagasan baru?

Konsep moderasi beragama sebenarnya bukanlah gagasan yang baru lahir dewasa ini. Bila di telisik sejarahnya. Moderasi beragama sudah di contohkan oleh Nabi Ibrahim As. Dikisahkan dalam kitab Ihya Ulumuddin, Nabi Ibrahim as pernah di tegur oleh Allah karena enggan menjamu seorang Majusi tua yang kelaparan.

Alasan Beliau enggan memberikan jamuan adalah karena kafir tersebut tidak mau mengikuti syarat jamuan Nabi Ibrahim as yaitu beriman kepada Allah, lalu enyahlah seorang Majusi itu dari Hadapan Nabi Ibrahim as. Kemudian Allah menegurnya “Hai Ibrahim, jika alasanmu tidak menjamunya karena tidak beriman, lalu bagaimana denganku yang tetap memberinya makan di tengah kekafirannya!”